Senin, 30 Juli 2012

From Milk With Love(FF ONESHOOT)

KUKAYUH terus sadel sepedanya walaupun badanku ngilu semua. Latihan sepuluh jam nonstop itu benar-benar menguras staminaku. Tapi aku harus melakukan ini demi membalas jasa keluarga Tuan Rei karena telah menyelamatkan adikku, Suzue, saat ia kecelakaan dua bulan lalu.
Di kompleks inilah aku harus berhati-hati. Semua pelangganku rata-rata Chuuzeers Bisa hancur reputasiku jika mereka tahu aku bekerja sampingan sebagai pengantar susu.Chuuzeers adalah singkatan dari Chuu zee lovers, itu adalah nama fanclub dari boyband-ku, Chuu Zee. Selama menjadi pengantar susu, aku menyamar mengenakan topi kucing dan kacamata minus-ku. Sejauh ini belum ada yang mengenaliku. Maklum, jumlah member Chuu Zee itu ada 11 orang. Dan aku termasuk member yang sulit untuk dikenali. Dengan kata lain, aku hanya terkenal di kalangan Chuuzeers saja, tidak seperti member lain yang dari berbagai kalangan mengenal mereka.
Kusandarkan sepedaku ke benteng. Kuambil empat botol susu dan kubuka pagar rumahnya. Baru setengah kepalaku muncul, seseorang dengan nada riang menyapaku, “Halo!
Aku terlonjak. Sudah tujuh kali aku kemari, tapi baru kali ini aku melihatnya. astaga! Dia mengenakan gaun putih selutut, rambutnya yang cokelat ia gerai dan ditempeli pita kecil putih di pinggir poninya. Tak henti-hentinya aku membetulkan topi kucingku agar tak ketahuan kalau aku adalah Chuu Zee Henry.
“Susu, ya? Simpan saja di depan pintu. Tagihannya sudah kubayar kemarin langsung ke Tuan Rei,” ujar gadis itu sambil tersenyum dan kembali meneruskan menyiram bunga-bunganya.
Aku melangkah masuk, kuletakkan botol-botol susunya di tempat yang dia minta. Setelah selesai, aku kembali berjalan menuju pagar.
“Tunggu, jangan pergi dulu!” pintanya dan berjalan mendekatiku, “Aku Ayumi. Kau?”
Astaga~ Dia lebih cantik jika dilihat dari dekat. Kujabat tangannya yang telah terulur, “Aku Ya.. Mmm.. Rye. Ya, aku Rye.”
__________
Sudah hampir satu jam aku mengobrol dengannya. Dia gadis yang baik dan menyenangkan. Umurnya lebih muda dariku lima tahun. Maka dari itu dia memanggilku kakak. Ternyata selama ini dia selalu memperhatikanku masuk ke dalam rumahnya melalui jendela. Benar-benar membuatku bingung.
“Oh Girl! I'm Sorry I Must Leave You,But Please oh my baby~,Don't forget me…,” kudengar lagu Love U Baby dari arah tetangga sebelah yang menyetelnya keras-keras.
“Ah, Chuu Zee!” pekiknya sangat antusias.
“Kau Chuuzeers?” tanyaku kaget.
Ayumi mengangguk semangat.
“Siapa yang paling kau suka di Chuu Zee?” tanyaku.
“Semuanya kecuali Henry!”
GLEK! Bagai petir di siang bolong. Kata-kata itu membuat seluruh tulangku lemas. “kenapa?!
“Aku tak suka saat dia bernyanyi. Gayanya terlalu dibuat-buat dan matanya selalu mendelik seperti ikan mati!”
apa?!” pekikku merasa terhina. “Tapi orang-orang bilang suaranya bagus.”
“Ya, memang. Tapi aku tetap kurang suka padanya.” Ayumi menatapku, “Kau kenapa, Kak? Kok wajahmu pucat?”
Aku mendongak, “Tak apa-apa. Mmm.. Ayumi, aku pulang dulu. daah..
__________
Saat sampai di dorm(tempat tinggal yang seperti apartemen), para member memberondongku dengan berbagai pertanyaan. Mereka ternyata mengkhawatirkanku.
“Kak, kenapa lama sekali? Kau tidak apa-apa, kan?” tanya Masumi.
Aku menggeleng. “Dimana Ryu?” tanyaku dan Masumi mengedikkan kepalanya ke arah kamar. Aku masuk ke kamar itu dan mendapatkan Ryu sedang asyik membaca skenario drama terbarunya. Kuambil skenario itu dan kulempar ke kasur. Dia yang sudah terbiasa dengan kebiasaanku ini hanya bisa menarik napas dan bersabar. Dia sudah tahu kalau ini adalah pertanda aku ingin curhat.
“Ceritakan!” pintanya datar.
Aku menceritakan seluruh kejadian tadi. Terutama bagian Ayumi yang mengatakan kalau dia tak suka diriku.Ryu mati-matian menahan tawa. Karena kesal, aku melemparnya dengan kaos kakiku.
“Henrie~(Henry maksudnya), sebaiknya kau jujur!”
Aku menggeleng, “Aku takut dia menjauhiku.”
“Kau menyukainya, ya?” tanya Ryu sambil senyam-senyum.
Aku menatap wajah bulatnya sebentar lalu mengangguk perlahan, “cinta pada pandangan pertama, deh kayaknya.”
__________

Tiga bulan kemudian..
Sore ini aku dan Ken kebagian tugas belanja ke supermarket. Seperti biasa, kami berpakaian menyamar agar tak dikenal para fans. Saat sedang asyik memilih buah-buahan, seseorang menepuk pundakku.
“Ayumi?!” pekikku.
“Kakak, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu. Ayo ikut sebentar!” ajaknya sembari menarik lenganku.
“Eh iya, tunggu sebentar. Ken, aku tinggal dulu, ya!”
Kulihat Ken merengut, “Kak, kau curang!”
Ayumi terus menarik lenganku hingga kami sampai di sebuah taman. Tak henti-hentinya dia tersenyum padaku. Membuat jantungku kembang kempis berdebar-debar. Cantik sekali!
Dia menyodorkan kotak berpita ke arahku, “Selamat hari jadi yang kedua!”
Ah, aku lupa! Ini hari jadiku dengannya yang kedua bulan. Bisa mati dipenggal jika dia tahu kalau aku lupa. Kuterima kotak pemberiannya itu dan kubuka penutupnya. Kontak lensa?
“Aku bosan melihat Kakak memakai kacamata ini setiap hari. Sekali-sekali dibuka tidak apa-apa, kan?”
Belum sempat aku menahannya, dia sudah terlanjur melepas topi dan kacamataku. Aku kaget dan langsung merunduk. Dia mengangkat kepalaku dengan paksa.
“Kau…?”
“Ayumi, biar kujelaskan…” Belum sempat kuselesaikan kata-kataku, dia menampar pipi kiriku dan pergi sambil berlari. Sengaja aku tak menyusulnya. Kupikir itu percuma…
__________
Sudah hampir satu bulan aku dengannya tak berhubungan lagi. Keadaan ini membuatku sulit. Aku harus berkonsentrasi atas pekerjaanku. Apalagi hari ini Chuu Zee harus tampil dalam acara Music Bank Award. Aku benar-benar harus tampil bagus, jangan sampai membuat malu nama Chuu Zee.
“Kak-Henry, ada surat untukmu,” teriak Ikuto sambil mengacung-acungkan amplop berwarna biru.
“Dari siapa?”
Ikuto mengangkat kedua bahunya, “Tidak ada nama pengirimnya. Mungkin dari Chuuzeers.”
Aku membuka amplopnya dan menemukan secarik kertas dari dalamnya bertuliskan, Aku bergaun putih. Ikuto yang ikut membaca mengerutkan dahinya. “Siapa, kak?”
“Mana kutahu!”
Kak-Hayami memanggil kami untuk segera bersiap-siap. Setelah berdoa, kami naik ke atas stage dan mulai perform. Malam ini kami menyanyikan Love U Bay. Lagu yang sudah sebelas kali mendapatkan award dalam acara yang berbeda-beda. Dan seperti biasanya, kami selalu kompak di setiap penampilan kami.
Tapi tiba-tiba konsentrasiku buyar saat aku melihat Ayumi ada di deretan paling depan kursi penonton. Dia mengenakan gaun putih yang pernah dipakai saat kami pertama kali bertemu. Langsung saja aku melakukan kesalahan di dance. Benar-benar memalukan! Untung saja aku masih bisa improve. Bisa kena caci-maki para netizen kalau mereka sadar aku melakukan kesalahan.Sebagai Juara Bertahan,Chuu Zee tampil di urutan terakhir. Setelah kami selesai, tanpa jeda acara dilangsungkan ke bagian pengumuman siapa peraih award malam ini. Kulirik kursi penonton deretan paling depan, dia sudah tak ada lagi di tempatnya. Benar-benar membuatku kecewa.
“Peraih award untuk Music Bank malam ini adalah…,” teriak MC dan sebuah video muncul di big screen, “CHUU ZEE!!!”
Aku melompat memeluk Kak-Hayami yang kebetulan ada di sebelahku. Ikuto,Masumi,Ryu, dan yang lainnya pun ikut memeluk kami. Untuk yang keduabelas kalinya kita menang!
__________
Ruangan khusus untuk Chuu Zee di studio malam ini benar-benar gaduh. Semuanya merayakan kemenangan kami. Aku saja hampir melupakan kejadian Ayumi yang mengejutkan tadi.
“Henry,” panggil Ryu dari arah pintu masuk.
Aku menoleh, “Hah?”
Ryu mendorong pintunya hingga terbuka lebar. Tampaklah di sana Ayumi berdiri. Dia benar-benar cantik sekali. Seluruh penghuni ruangan itu tiba-tiba diam. Mereka juga rupanya ikut hanyut melihat kecantikan Ayumi.
“Kaka,” panggilnya. “Kak-Henry.”
Aku berjalan mendekat ke arahnya. “Ayumi, maaf. Harusnya aku jujur dari awal…”
“Aku yang seharusnya minta maaf, Kak. Aku sudah menamparmu. Maaf…,” Ayumi menatap kedua mataku, “Kak, matamu…”
“Terima kasih kontak lensanya. Aku selalu memakai ini setiap manggung.”
Ayumi tersenyum.
“Hei, Henrie!” panggil Kak-Hayami, “Ajak pacarmu ikut makan malam bersama kami. Oke?!”
Kutatap Ayumi dan kuangkat kedua alisku sebagai tanda bertanya. Tak lama kemudian dia mengangguk. Aku menoleh ke belakang dan berteriak, “Oke katanya, Kak.”
Malam itu kami semua pergi ke sebuah restoran. Kami benar-benar memboking restoran tersebut. Jumlah member dan kru yang banyak, ditambah lagi kami menginginkan privasi menjadi alasannya. Kami semua bersenang-senang di situ. Dan lagi, ini semua gratis. Ya, seperti biasanya, Ikuto yang membayar ini semua. Makhluk tampan paling kaya di Chuu Zee.
Aku dan Ayumi kembali berdamai. Dia bilang kalau dia sangat menyesal sudah bilang mataku mendelik seperti ikan mati. Hingga akhirnya dia terkena karma, yaitu jatuh cinta dengan ikan matinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar