KUKAYUH terus sadel sepedanya walaupun badanku ngilu semua. Latihan
sepuluh jam nonstop itu benar-benar menguras staminaku. Tapi aku harus
melakukan ini demi membalas jasa keluarga Tuan Rei karena telah
menyelamatkan adikku, Suzue, saat ia kecelakaan dua bulan lalu.
Di
kompleks inilah aku harus berhati-hati. Semua pelangganku rata-rata
Chuuzeers Bisa hancur reputasiku jika mereka tahu aku bekerja sampingan
sebagai pengantar susu.Chuuzeers adalah singkatan dari Chuu zee lovers, itu adalah nama fanclub
dari boyband-ku, Chuu Zee. Selama menjadi pengantar susu, aku menyamar
mengenakan topi kucing dan kacamata minus-ku. Sejauh ini belum ada
yang mengenaliku. Maklum, jumlah member Chuu Zee itu ada 11 orang. Dan
aku termasuk member yang sulit untuk dikenali. Dengan kata lain, aku
hanya terkenal di kalangan Chuuzeers saja, tidak seperti member lain
yang dari berbagai kalangan mengenal mereka.
Kusandarkan sepedaku
ke benteng. Kuambil empat botol susu dan kubuka pagar rumahnya. Baru
setengah kepalaku muncul, seseorang dengan nada riang menyapaku, “Halo!”
Aku terlonjak. Sudah tujuh kali aku kemari, tapi baru kali ini aku melihatnya. astaga!
Dia mengenakan gaun putih selutut, rambutnya yang cokelat ia gerai dan
ditempeli pita kecil putih di pinggir poninya. Tak henti-hentinya aku
membetulkan topi kucingku agar tak ketahuan kalau aku adalah Chuu Zee
Henry.
“Susu, ya? Simpan saja di depan pintu. Tagihannya sudah
kubayar kemarin langsung ke Tuan Rei,” ujar gadis itu sambil tersenyum
dan kembali meneruskan menyiram bunga-bunganya.
Aku melangkah
masuk, kuletakkan botol-botol susunya di tempat yang dia minta. Setelah
selesai, aku kembali berjalan menuju pagar.
“Tunggu, jangan pergi dulu!” pintanya dan berjalan mendekatiku, “Aku Ayumi. Kau?”
Astaga~ Dia lebih cantik jika dilihat dari dekat. Kujabat tangannya yang telah terulur, “Aku Ya.. Mmm.. Rye. Ya, aku Rye.”
__________
Sudah
hampir satu jam aku mengobrol dengannya. Dia gadis yang baik dan
menyenangkan. Umurnya lebih muda dariku lima tahun. Maka dari itu dia
memanggilku kakak. Ternyata selama ini dia selalu memperhatikanku masuk
ke dalam rumahnya melalui jendela. Benar-benar membuatku bingung.
“Oh Girl! I'm Sorry I Must Leave You,But Please oh my baby~,Don't forget me…,” kudengar lagu Love U Baby dari arah tetangga sebelah yang menyetelnya keras-keras.
“Ah, Chuu Zee!” pekiknya sangat antusias.
“Kau Chuuzeers?” tanyaku kaget.
Ayumi mengangguk semangat.
“Siapa yang paling kau suka di Chuu Zee?” tanyaku.
“Semuanya kecuali Henry!”
GLEK! Bagai petir di siang bolong. Kata-kata itu membuat seluruh tulangku lemas. “kenapa?!”
“Aku tak suka saat dia bernyanyi. Gayanya terlalu dibuat-buat dan matanya selalu mendelik seperti ikan mati!”
“apa?!” pekikku merasa terhina. “Tapi orang-orang bilang suaranya bagus.”
“Ya, memang. Tapi aku tetap kurang suka padanya.” Ayumi menatapku, “Kau kenapa, Kak? Kok wajahmu pucat?”
Aku mendongak, “Tak apa-apa. Mmm.. Ayumi, aku pulang dulu. daah..”
__________
Saat
sampai di dorm(tempat tinggal yang seperti apartemen), para member
memberondongku dengan berbagai pertanyaan. Mereka ternyata
mengkhawatirkanku.
“Kak, kenapa lama sekali? Kau tidak apa-apa, kan?” tanya Masumi.
Aku
menggeleng. “Dimana Ryu?” tanyaku dan Masumi mengedikkan kepalanya ke
arah kamar. Aku masuk ke kamar itu dan mendapatkan Ryu sedang asyik
membaca skenario drama terbarunya. Kuambil skenario itu dan kulempar ke
kasur. Dia yang sudah terbiasa dengan kebiasaanku ini hanya bisa
menarik napas dan bersabar. Dia sudah tahu kalau ini adalah pertanda
aku ingin curhat.
“Ceritakan!” pintanya datar.
Aku
menceritakan seluruh kejadian tadi. Terutama bagian Ayumi yang
mengatakan kalau dia tak suka diriku.Ryu mati-matian menahan tawa.
Karena kesal, aku melemparnya dengan kaos kakiku.
“Henrie~(Henry maksudnya), sebaiknya kau jujur!”
Aku menggeleng, “Aku takut dia menjauhiku.”
“Kau menyukainya, ya?” tanya Ryu sambil senyam-senyum.
Aku menatap wajah bulatnya sebentar lalu mengangguk perlahan, “cinta pada pandangan pertama, deh kayaknya.”
__________
Tiga bulan kemudian..
Sore
ini aku dan Ken kebagian tugas belanja ke supermarket. Seperti biasa,
kami berpakaian menyamar agar tak dikenal para fans. Saat sedang asyik
memilih buah-buahan, seseorang menepuk pundakku.
“Ayumi?!” pekikku.
“Kakak, ada sesuatu yang ingin kuberikan padamu. Ayo ikut sebentar!” ajaknya sembari menarik lenganku.
“Eh iya, tunggu sebentar. Ken, aku tinggal dulu, ya!”
Kulihat Ken merengut, “Kak, kau curang!”
Ayumi
terus menarik lenganku hingga kami sampai di sebuah taman. Tak
henti-hentinya dia tersenyum padaku. Membuat jantungku kembang kempis
berdebar-debar. Cantik sekali!
Dia menyodorkan kotak berpita ke arahku, “Selamat hari jadi yang kedua!”
Ah,
aku lupa! Ini hari jadiku dengannya yang kedua bulan. Bisa mati
dipenggal jika dia tahu kalau aku lupa. Kuterima kotak pemberiannya itu
dan kubuka penutupnya. Kontak lensa?
“Aku bosan melihat Kakak memakai kacamata ini setiap hari. Sekali-sekali dibuka tidak apa-apa, kan?”
Belum
sempat aku menahannya, dia sudah terlanjur melepas topi dan
kacamataku. Aku kaget dan langsung merunduk. Dia mengangkat kepalaku
dengan paksa.
“Kau…?”
“Ayumi, biar kujelaskan…” Belum sempat
kuselesaikan kata-kataku, dia menampar pipi kiriku dan pergi sambil
berlari. Sengaja aku tak menyusulnya. Kupikir itu percuma…
__________
Sudah
hampir satu bulan aku dengannya tak berhubungan lagi. Keadaan ini
membuatku sulit. Aku harus berkonsentrasi atas pekerjaanku. Apalagi
hari ini Chuu Zee harus tampil dalam acara Music Bank Award. Aku
benar-benar harus tampil bagus, jangan sampai membuat malu nama Chuu
Zee.
“Kak-Henry, ada surat untukmu,” teriak Ikuto sambil mengacung-acungkan amplop berwarna biru.
“Dari siapa?”
Ikuto mengangkat kedua bahunya, “Tidak ada nama pengirimnya. Mungkin dari Chuuzeers.”
Aku membuka amplopnya dan menemukan secarik kertas dari dalamnya bertuliskan, Aku bergaun putih. Ikuto yang ikut membaca mengerutkan dahinya. “Siapa, kak?”
“Mana kutahu!”
Kak-Hayami memanggil kami untuk segera bersiap-siap. Setelah berdoa, kami naik ke atas stage dan mulai perform.
Malam ini kami menyanyikan Love U Bay. Lagu yang sudah sebelas kali
mendapatkan award dalam acara yang berbeda-beda. Dan seperti biasanya,
kami selalu kompak di setiap penampilan kami.
Tapi tiba-tiba
konsentrasiku buyar saat aku melihat Ayumi ada di deretan paling depan
kursi penonton. Dia mengenakan gaun putih yang pernah dipakai saat kami
pertama kali bertemu. Langsung saja aku melakukan kesalahan di dance.
Benar-benar memalukan! Untung saja aku masih bisa improve.
Bisa kena caci-maki para netizen kalau mereka sadar aku melakukan
kesalahan.Sebagai Juara Bertahan,Chuu Zee tampil di urutan terakhir.
Setelah kami selesai, tanpa jeda acara dilangsungkan ke bagian
pengumuman siapa peraih award malam ini. Kulirik kursi penonton deretan
paling depan, dia sudah tak ada lagi di tempatnya. Benar-benar
membuatku kecewa.
“Peraih award untuk Music Bank malam ini adalah…,” teriak MC dan sebuah video muncul di big screen, “CHUU ZEE!!!”
Aku
melompat memeluk Kak-Hayami yang kebetulan ada di sebelahku.
Ikuto,Masumi,Ryu, dan yang lainnya pun ikut memeluk kami. Untuk yang
keduabelas kalinya kita menang!
__________
Ruangan khusus
untuk Chuu Zee di studio malam ini benar-benar gaduh. Semuanya
merayakan kemenangan kami. Aku saja hampir melupakan kejadian Ayumi
yang mengejutkan tadi.
“Henry,” panggil Ryu dari arah pintu masuk.
Aku menoleh, “Hah?”
Ryu
mendorong pintunya hingga terbuka lebar. Tampaklah di sana Ayumi
berdiri. Dia benar-benar cantik sekali. Seluruh penghuni ruangan itu
tiba-tiba diam. Mereka juga rupanya ikut hanyut melihat kecantikan
Ayumi.
“Kaka,” panggilnya. “Kak-Henry.”
Aku berjalan mendekat ke arahnya. “Ayumi, maaf. Harusnya aku jujur dari awal…”
“Aku yang seharusnya minta maaf, Kak. Aku sudah menamparmu. Maaf…,” Ayumi menatap kedua mataku, “Kak, matamu…”
“Terima kasih kontak lensanya. Aku selalu memakai ini setiap manggung.”
Ayumi tersenyum.
“Hei, Henrie!” panggil Kak-Hayami, “Ajak pacarmu ikut makan malam bersama kami. Oke?!”
Kutatap
Ayumi dan kuangkat kedua alisku sebagai tanda bertanya. Tak lama
kemudian dia mengangguk. Aku menoleh ke belakang dan berteriak, “Oke
katanya, Kak.”
Malam itu kami semua pergi ke sebuah restoran. Kami
benar-benar memboking restoran tersebut. Jumlah member dan kru yang
banyak, ditambah lagi kami menginginkan privasi menjadi alasannya. Kami
semua bersenang-senang di situ. Dan lagi, ini semua gratis. Ya,
seperti biasanya, Ikuto yang membayar ini semua. Makhluk tampan paling
kaya di Chuu Zee.
Aku dan Ayumi kembali berdamai. Dia bilang kalau
dia sangat menyesal sudah bilang mataku mendelik seperti ikan mati.
Hingga akhirnya dia terkena karma, yaitu jatuh cinta dengan ikan
matinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar