Senin, 30 Juli 2012

Too Hard To Love You(FF ONESHOOT)

Casts : Yong Junhyung, Go Hara,Ga Yoon,Lee DoJoon,Writer(Me)
                      Have you ever been in love?
                          Have you ever really loved?
                       Love – for others it’s so easy
                           But for me, it’s like an unerasable tattoo
                       I empty my glass again
Ket:Yoja:perempuan
       Namja:laki2
HARA POV
Pandangan itu…..pandangan kosong yang selalu memikirkan orang lain. Padahal aku tepat disini, aku selalu di sampingnya. Tak bisakah dia melihatku sebagai yoja yang mencintainya? Ketika bersamaku dia tidak pernah memikirkanku. Bahkan dia tak pernah memandang lurus ke kedua mataku. Dia selalu mengalihkan pandangannya dariku . Sebenarnya apa yang dipikirkannya bila bersamaku? Dia selalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Apakah dia memikirkan pekerjaannya? Atau belum bisa melupakan dia? Heo Gayoon? Bukankah dia yang memutuskan yoja itu dan memilih bersamaku? Kenapa dia seperti ini? Kenapa dia menganggapku seakan aku tak ada?
Malam itu di sebuah restoran ternama di Seoul, kami berdua berkencan seperti biasa. Makan malam dengan candle light dinner mewah seperti yang biasa kami lakukan. Tak ada yang istimewa pada kencan kami, semuanya sangat umum. Hanya memakan masakan-masakan mewah yang disajikan di atas meja kami, membicarakan hal-hal yang tak begitu penting untuk dibicarakan. Semua yang kami lakukan sama sekali tak membuatku puas. Tenggorokanku terasa tercekat memakan semua makanan mewah di atas meja ini. kerongkonganku tetap kering meski sudah meminum bergelas-gelas minuman yang disajikan. Aku sama sekali tak menikmati apa yang dikatakan “kencan” baik malam ini, maupun malam-malam sebelumnya.
Sebenarnya aku tak meminta apapun, aku hanya minta satu hal, namja ini melihatku, hanya itu. Sedangkan sekarang? Namja di hadapanku hanyalah namja dengan tatapan kosong dengan pikirannya sendiri. Namja yang dulu kukenal hangat kini tidak ada lagi dan menjadi seorang maniak kerja. Ucapannya menjadi dingin dan tanpa sedikitpun kurasakan kehangatan pada dirinya. Sungguh aku merasa sepi….. Aku hanya bisa duduk dihadapannya terdiam tak berguna. Kata-kata yang kulontarkan selalu dianggapnya angin lalu. Aku begitu ingin menanyakan padanya, perasaan dia kepadaku dengan sebenar-benarnya. Apa yang dia anggap tentangku? Lover? Just a friend? Atau hanya orang asing? Sungguh sangat berat bagiku membuka perkataan yang selalu kusimpan di dalam kotak pandora yang selama ini kututup rapat-rapat.
Walau aku tahu aku bisa saja memilikinya, karena secara resmi, kami berdua memang sudah bertunangan. Tapi hati kami seakan berdiri di tempat yang jauh berbeda. Aku seakan mencintainya bertepuk sebelah tangan, seakan hatinya sama sekali tak bisa kuraih. Tapi perasaan ini……semakin lama kupendam, semakin lama kusimpan…….aku sungguh semakin tak tahan. Munafik jika kukatakan asalkan dia disisiku aku sudah bahagia. Satu hal yang kurasakan…..hampa! Aku juga ingin dicintai…..aku juga ingin kasihku dibalasnya. Hari ini…….biarlah kotak pandora itu kubuka…… aku sudah lelah menghadapi kebohongannya……aku sudah lelah memandang tatapan kosongnya……..Aku ingin bebas walau aku terluka…….itu semuanya lebih baik….bagiku……baginya…..bagi kami berdua….
“Egi-ya……..” Kulihat dia tidak menolehkan kepalanya padaku karena memikirkan hal yang lain.
“Egi-ya……..”Kutekankan lagi intonasiku dan kuperkeras suaraku, akhirnya dia menolehkan pandangannya ke arahku. Menatapku lurus, tapi sama sekali tak kurasakan cinta pada tatapan itu.
“Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?”kutarik nafasku dalam
“Ya?Tanya saja apa yang kau mau.”ucapnya
“Apa kau mencintaiku?”tanyaku tegas
“Hah? Kenapa  pertanyaanmu aneh sekali? Kita sudah bertunangan kan ? apa itu penting?”
“Sekarang bagiku penting, kumohon ….tolong jawab aku dan pandang aku.”pintaku
“Tentu saja aku……mencintaimu, apa ini cukup?” ujarnya
“Ya……itu cukup.”Segera kuhentikan kegiatan makanku. Kuletakkan sendok dan garpuku dan akupun melangkahkan kakiku meninggalkan meja kami berdua menuju keluar restoran. Junhyung yang kebingungan melihat ulahku segera mengejarku keluar dari restaurant dan secepatnya menggenggam tanganku untuk menahan kepergianku.
“Kau ini kenapa? Apa aku salah mengungkapkannya?”
Kuhela nafasku panjang
“Bolehkah aku jujur egi-ya?Aku sama sekali tidak merasakan cinta pada tatapanmu kepadaku walau mulutmu berkata kau mencintaiku. Perilakumu…….tatapanmu padaku…..segala yang kaulakukan pada kencan kita…..semua kurasakan hampa. Aku seakan tak kau lihat. Hatimu seperti masih ada di tempat lain. Bisakah kau jujur padaku walau hanya sekali? Apakah kau masih mencintai Gayoon?” tanyaku
Junhyung nampak terkejut dengan pernyataanku. Dia menundukkan kepalanya kemudian menatapku…..ya….sepertinya baru kali ini dia betul-betul menatap lurus ke kedua mataku.
“Apakah semuanya akan berubah jika kukatakan aku masih mencintai Gayoon? Kurasa tidak, dia sudah menjadi milik pria lain dan aku sudah bertunangan denganmu.”
Walaupun aku tahu hal itu akan keluar dari mulutnya, tapi tetap saja rasa sakit di hati sama sekali tak bisa kuhindari. Kutampik tangannya yang erat menggenggamku
“Pertunangan kita bisa dibatalkan, tenang saja, sepertinya kita harus mendinginkan kepala kita masing-masing.”
Kutinggalkan Junhyung yang termangu menatapku. Kupanggil taksi untuk mengantarku pulang ke rumahku. Sekarang semuanya sudah jelas, baik hatinya, hatiku dan hubungan kami. Sepertinya tidak ada lagi yang bisa kupertahankan dari hubungan ini. Kusandarkan Kepalaku pada kaca jendela mobil. Kulihat kerlap-kerlip cahaya kota yang bersinar begitu indah. Tanpa sadar, airmataku kubiarkan mengalir dingin di pipiku. Aku mencintainya…….aku bisa memilikinya……tapi tidak dengan hatinya. Berpisah kurasa adalah jalan yang terbaik.
JUNHYUNG POV      
Aku melangkah gontai menuju kamarku. Kurebahkan badanku di tempat tidurku. Pikiranku hanya terfokus pada kata-kata Hara padaku. Yah…..semuanya salahku dan kesalahanku itu belum bisa kuperbaiki sampai sekarang. Aku masih mencintai yoja lain dan itu bukanlah tunanganku sendiri. Siapa pula yoja yang mau mencintai namja yang masih mencintai yoja lain?
Bagiku, Hara adalah sosok yoja sempurna, dia baik, cantik, cerdas, tidak pernah meminta yang macam-macam padaku, tidak pernah melakukan hal yang tak kusuka. Tapi ………….entah kenapa aku tak bisa merasakan perasaan yang pernah kurasakan ketika bersama Gayoon. Rasa berdebar itu…..rasa ingin melindungi itu…..semua tak ada ketika aku bersama Hara, yang ada tak lebih dari rasa pertemanan . Mungkin dalam waktu dekat aku harus bersiap menerima keputusan Hara, aku yakin dia akan memutuskan pertunangan yang tengah terjalin. Sepertinya kehidupan cintaku memang tak berjalan mulus dan aku sudah siap menerimanya. Sekarang yang berharga bagiku hanyalah pekerjaan. Tak ada yang lain. Dengan bekerja aku bisa melupakan hal yang tak penting. Kualihkan badanku menyamping, lambat laun matakupun terpejam dan akupun memulai perjalanan alam bawah sadarku.
WRITER POV
Siang itu……terlihat seorang yoja duduk di loby kantor H.N. perusahaan milik keluarga Heo. Yoja itu tak lain adalah Go Hara. Dia ingin memastikan apakah semua yang akan dilakukannya benar adanya. Dia ingin memastikan perasaan orang-orang yang terlibat dalam hubungannya dengan Junhyung. Dia tak ingin memutuskan sesuatu tanpa pikir panjang sehingga menyesal nantinya.
“Siapa yang ingin menemuiku?” Hara mendengar suara yoja yang bertanya pada resepsionis itu. Yoja yang memakai setelan jas merah maroon dengan perhiasan simple namun elegan serta tatanan rambut yang berkelas membuat Hara menahan nafasnya. Tatapan yang cerdas serta wibawa yoja itu membuatnya sadar bahwa orang yang mengisi relung hati namja yang dicintainya memang bukanlah yoja sembarangan.
“Hara-ssi?” Yoja itu menyapa Hara. Hara membalasnya dengan senyuman seadanya. Hal-hal yang memenuhi pikirannya masih tidak dapat dia singkirkan.
“Aku ingin bicara, bisa?”ucap Hara.
HARA POV
Kuaduk kopi mochacino yang kupesan. Sesekali kucuri pandananku ke arah Gayoon yang menatapku bingung, Sungguh aku tak tahu harus memulai dari mana. Semua yang telah kucatat di otakku kini beubah menjadi kertas putih. Aku tak tahu apa yang harus kukatakan dihadapan Gayoon sekarang.
“Mianheyo, perbuatanku waktu itu sangat tidak sopan. Aku tak pernah sekalipun menemuimu sejak waktu itu. Aku benar-benar minta maaf.”ucapnya
“Gwenchanayo…..aku tidak ingin mengungkit masalah itu….ada hal lain yang ingin kubicarakan denganmu………..ehm……”aku menundukkan lagi kepalaku untuk berpikir
“Ehm…kalau boleh aku menebak…….apa kau ada masalah dengan Junhyung?”tanyanya
Aku mendongakkan kepalaku akibat keterkejutanku. Bagaimana yoja ini bisa menebak masalahku? Apa semuanya begitu terlihat jelas di wajahku? Akupun menganggukkan kepalaku kecil.
“Apa yang dilakukannya terhadapmu?”tanyanya
“Ehm……mianheyo Gayoon-ssi…….Apakah aku boleh bertanya sesuatu padamu?”
“Ne? Silahkan…….kau ingin tanya apa?”
“Apakah kau sekarang sedikitpun tak ada perasaan kepada Junhyung?” ucapku
Sejenak Gayoon tampak shock, namun kemudian dia terlihat tersenyum menatapku
“Sekarang? Tidak ada sedikitpun di hatiku bahkan keinginan untuk kembali mencintainya saja tak ada Hara-ssi, tenang saja. Kau tak usah membuang tenagamu dengan cemburu padaku. Bagaimanapun namja yang sekarang betul-betul kucintai hanya Doojoon, tidak yang lain.” Ucapnya tegas.
“Ehm…….tapi…..Junhyung masih mencintaimu…”ucapku bergetar
Gayoon sedikit terkejut dengan ucapanku
“Bagaimana kau yakin dia masih mencintaiku?”
“Aku sudah menanyakan sendiri padanya.”
Gayoon sedikit berpikir dan kembali menatapku
“Kau sendiri? Apa kau mencintainya?”
Mendengar pertanyaan Gayoon, aku langsung menjawabnya tanpa melewatkan waktu barang sedetikpun
“Aku sangat mencintainya Gayoon-ssi, tapi aku begitu lelah. Terlalu munafik jika kukatakan berada  disisinya sudah cukup bagiku. Hatinya tak pernah sedikitpun menoleh padaku. Kurasa lebih baik aku melepaskannya. Kuharap dia bisa menemukan yang lebih baik dariku.”
“Kau yakin bicara seperti itu? Kenapa kau sama sekali tidak punya keyakinan diri? Apa kau yakin akan ada yoja yang lebih baik untuknya selain kamu? Apa cintamu padanya sedangkal itu?”
“Aku mencintainya terlalu dalam sampai akhirnya aku sangat paham bahwa aku takkan bisa memiliki hatinya……”
“Kurasa kau butuh usaha yang lebih keras lagi? Aku yakin Tuhan akan menjawab semua usahamu. Pikirkanlah dulu sebelum memutuskan suatu hal. Aku tak ingin mendengar putusnya pertunangan kalian. Walau….ehm….terus terang perpisahanku dulu dengan Junhyung cukup menyakitkan, tapi kurasa dia juga berhak bahagia. Bertemu dengan yoja luar biasa sepertimu sudah merupakan keberuntungan luar biasa untuknya. Sejujurnya kupikir kau terlalu bagus untuknya.” Ucapnya tersenyum.
“Kalau boleh tahu……..bagaimana kau dulu bisa menyukai Junhyung?”
“Ah….entahlah…..kau menanyakan padaku cerita lama yang tak ingin kusentuh. Bagiku dulu dia adalah pria hangat yang bisa kuandalkan, tapi semenjak sakitku dia berubah menjadi dingin. Cintanya padaku dilupakannya hanya demi gengsi dan akhirnya kamipun berpisah.”
“Lalu…..bagaimana kau bisa menemukan cintamu kembali…….bagaimana kau bia bertemu Doojoon?”
Sontak wajah Gayoon memerah dan salah tingkah. Aigo….aku melihatnya imut sekali, kemana perginya yoja karismatik tadi? Beginikah jika orang jatuh cinta?
“Ehm……hubungan kami berdua sebenarnya cukup rumit. Pada dasarnya aku menyukai pria pekerja keras dan berhati lembut. Semua itu kutemukan pada diri Doojoon, ah…..sudahlah jangan kau tanya aku lagi, aku malu.” Diapun memegang-megang wajahnya seakan berupaya mendinginkan wajahnya yang masih panas.
“Kau merindukannya? Dia sekarang di Jepang kan?”
“Ya……sangat…”
Senyuman Gayoon yang kulihat saat itu sangat cantik bagiku. Aku juga ingin seperti dia, meraih kebahagiaanku, meraih cintaku…..tapi…apa aku bisa? Apa aku kuat?
“Gayoon-ssi……apakah aku bisa? Apakah aku kuat menghadapi Junhyung yang tak pernah menoleh padaku?”
“Kurasa yang kurang bagimu hanyalah kesempatan. Tunggulah kesempatan itu dan jangan kau lepaskan.”
JUNHYUNG POV
Sejak perpisahanku dengan Hara di restaurant itu, aku tak pernah sekalipun bertemu dengannya lagi. Bahkan dia tidak pernah sekalipun SMS padaku walau hanya sekedar menanyakan kabar seperti yang selama ini dia lakukan. Ah…biarlah……hubungan kami pada dasarnya memang hambar, bukan karena saling cinta. Aku tak menyukainya, aku hanya menganggapnya sebagai alat bisnis yang menguntungkan perusahaan appaku, itu saja. Aku sadar hubungan ini sama sekali tak baik.
Mungkin memang aku tak berjodoh dengan yang namanya cinta. Ketika aku dianugerahi cinta yang luar biasa kutampik begitu saja hanya demi gengsi. Mungkin inilah balasan bagiku. Kutenggelamkan diriku dalam tumpukan pekerjaan di kantor. Beberapa minggu ini aku selalu melakukan lembur di kantor. Proyek-proyek besar sebisa mungkin kudapatkan dan aku berjuang keras karenanya.
Trrrrinnnnnnng
Adeul-a kau tak pulang? – Omma
Tidak omma masih banyak pekerjaan penting – Junhyung
Kurenggangkan badanku sejenak, tak terasa ruangan kantor sudah tak ada orang dan lampupun semuanya sudah mati kecuali lampu kantorku. Ah…..kenapa pula kepalaku pening sekali……..sepertinya aku terlalu capek. Kusandarkan kepalaku pada kursiku. Kupejamkan mataku sejenak.
Selang beberapa lama aku mendengar bunyi pintu kantorku membuka, tapi mataku sudah tak bisa membuka lagi. Ah….sudahlah……paling hanya satpam, maling…..? Sepertinya juga tak mungkin. Kurasakan langkah kaki itu semakin mendekat padaku. Seakan ragu….kemudian berhenti tepat di depanku. Terdengar bunyi sibuk mengambil sesuatu, kemudian kurasakan sesuatu yang hangat menyelimutiku, hangat sekali. Tak lama sentuhan tangan lembut membelai wajahku dan dahiku disentuhnya kemudian dikecupnya dahiku perlahan. Harum parfum wanitanya tercium olehku…….parfum wanita yang kukenal baik. Kurasakan wajahnya yang belum jauh dari wajahku berbisik di telingaku
“Saranghae Junhyung-a…..nae egi…….”
Suara langkah kaki itu perlahan menjauh dariku, kurasakan nyaman akibat hangat benda yang di selimutkan padaku. Benda itu mengantarkanku pada sebuah mimpi yang begitu indah. Aku berdiri di pelaminan, bersama dengan seorang Yoja. Aku tersenyum begitu bahagia memandang yoja dalam mimpiku itu. Dan yoja itu adalah………Hara?
******
Egi ya……aku ingin bicara berdua, bisa? Aku takkan mengganggu pekerjaan kantormu, kapanpun kau bisa aku siap – Hara
SMS dari Hara membuatku menarik nafas. Ada sedikit kerinduan pada diriku terhadapnya. Sedikit banyak mimpiku hari itu membuatku memikirkan tunanganku. Apakah aku pantas bersanding dengannya? Yoja yang begitu baik dan tanpa cela. Aku menjadi tak yakin jika yoja itu mencintaiku. Aku yang sekarang sama sekali tidak punya kepercayaan diri untuk dicintai orang lain. Aku sudah pasrah. Apapun keputusannya akan kuterima dengan lapang dada.
Nanti jam makan siang aku bisa bertemu, bagaimana? – Junhyung
Ne…kutunggu di taman dekat kantormu, akan kubawakan makan siang ^_^ – Hara
Segera kututup kembali iphoneku dan berkonsentrasi pada pekerjaanku.
Taman Y.Entpr
“Egi-ya….yogi!”
Kulihat Hara melambai padaku. Tikar piknik yang tertata rapi beserta makanan sudah tersaji apik di atasnya. Kulepas sepatuku dan duduk di atasnya.
“Makanlah kau pasti lapar.” Tawarnya. Kulihat wajah Hara yang jauh lebih berseri-seri dari sebelumnya. Apa yang bisa membuat moodnya menjadi demikian baik?
“Mianhe…..ehm….egi-ya? apa yang ingin kau bicarakan?”
Hara hanya menatapku tersenyum dan menarik sedikit pundaknya kemudian menarik nafasnya.
“Mianhe egi-ya…….aku memang tak bisa melepaskanmu. Pada dasarnya aku mencintaimu dan itulah kenyataannya. Aku mencintaimu terlalu dalam, kemarin aku memang terlalu tamak untuk memintamu juga mencintaiku tanpa sedikitpun usaha dariku. Tapi kini aku akan berusaha membuatmu menoleh padaku, aku akan berusaha menjadi yoja yang benar-benar kaucintai. Aku akan membuatmu menyesal jika tak memilihku menjadi pendampingmu. Bisa beri aku waktu untuk memperoleh hatimu? Jika memang kaurasa aku bukanlah yoja yang tepat aku akan benar-benar melepaskanmu.” Ucapnya
DEG…..entah kenapa dadaku sedikit bergemuruh melihat Hara yang begitu mempesona hari ini. Entahlah, ada yang sedikit berbeda pada dirinya. Kulihat rasa percaya diri dan cinta pada pandangannya terhadapku.
“Ehm….apa dua hari yang lalu kau ke kantorku saat malam hari?”
Seketika saja kulihat wajah Hara merona merah…..DEG…..ah..apa lagi ini?
“Kau saat itu masih bangun?Ah…..aku hanya tak tega kau tertidur seperti itu. Sebenarnya aku hanya ingin mengantarkan selimut malam itu.”
Apa aku bisa merasakan lagi cinta dari yoja ini? Entah kenapa pernyataannya padaku hari ini sungguh membuat hatiku hangat dan terlepas dari belenggu kepenatanku selama ini. Kugamit tangannya perlahan yang membuatnya sedikit terkejut.
“Kalau begitu….apa kau betul-betul ingin memulainya dari awal? Bersamaku?”
Yoja itupun mengangguk
“Ne……bersiaplah untuk jatuh cinta padaku.”
Akupun tersenyum padanya dan kucium pipi kirinya
“Gomawo.”
Hara hanya bisa memegang pipinya yang kucium dengan wajah yang merona merah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar