Casts : Yong Junhyung, Go Hara,Ga Yoon,Lee DoJoon,Writer(Me)
Have you ever been in love?
Have you ever really loved?
Love – for others it’s so easy
But for me, it’s like an unerasable tattoo
I empty my glass again
Ket:Yoja:perempuan
Namja:laki2
HARA POV
Pandangan
itu…..pandangan kosong yang selalu memikirkan orang lain. Padahal aku
tepat disini, aku selalu di sampingnya. Tak bisakah dia melihatku
sebagai yoja yang mencintainya? Ketika bersamaku dia tidak pernah
memikirkanku. Bahkan dia tak pernah memandang lurus ke kedua mataku. Dia
selalu mengalihkan pandangannya dariku . Sebenarnya apa yang
dipikirkannya bila bersamaku? Dia selalu sibuk dengan pikirannya
sendiri. Apakah dia memikirkan pekerjaannya? Atau belum bisa melupakan
dia? Heo Gayoon? Bukankah dia yang memutuskan yoja itu dan memilih
bersamaku? Kenapa dia seperti ini? Kenapa dia menganggapku seakan aku
tak ada?
Malam itu di sebuah restoran ternama di Seoul, kami
berdua berkencan seperti biasa. Makan malam dengan candle light dinner
mewah seperti yang biasa kami lakukan. Tak ada yang istimewa pada kencan
kami, semuanya sangat umum. Hanya memakan masakan-masakan mewah yang
disajikan di atas meja kami, membicarakan hal-hal yang tak begitu
penting untuk dibicarakan. Semua yang kami lakukan sama sekali tak
membuatku puas. Tenggorokanku terasa tercekat memakan semua makanan
mewah di atas meja ini. kerongkonganku tetap kering meski sudah meminum
bergelas-gelas minuman yang disajikan. Aku sama sekali tak menikmati apa
yang dikatakan “kencan” baik malam ini, maupun malam-malam sebelumnya.
Sebenarnya
aku tak meminta apapun, aku hanya minta satu hal, namja ini melihatku,
hanya itu. Sedangkan sekarang? Namja di hadapanku hanyalah namja dengan
tatapan kosong dengan pikirannya sendiri. Namja yang dulu kukenal hangat
kini tidak ada lagi dan menjadi seorang maniak kerja. Ucapannya menjadi
dingin dan tanpa sedikitpun kurasakan kehangatan pada dirinya. Sungguh
aku merasa sepi….. Aku hanya bisa duduk dihadapannya terdiam tak
berguna. Kata-kata yang kulontarkan selalu dianggapnya angin lalu. Aku
begitu ingin menanyakan padanya, perasaan dia kepadaku dengan
sebenar-benarnya. Apa yang dia anggap tentangku? Lover? Just a friend?
Atau hanya orang asing? Sungguh sangat berat bagiku membuka perkataan
yang selalu kusimpan di dalam kotak pandora yang selama ini kututup
rapat-rapat.
Walau aku tahu aku bisa saja memilikinya, karena
secara resmi, kami berdua memang sudah bertunangan. Tapi hati kami
seakan berdiri di tempat yang jauh berbeda. Aku seakan mencintainya
bertepuk sebelah tangan, seakan hatinya sama sekali tak bisa kuraih.
Tapi perasaan ini……semakin lama kupendam, semakin lama kusimpan…….aku
sungguh semakin tak tahan. Munafik jika kukatakan asalkan dia disisiku
aku sudah bahagia. Satu hal yang kurasakan…..hampa! Aku juga ingin
dicintai…..aku juga ingin kasihku dibalasnya. Hari ini…….biarlah kotak
pandora itu kubuka…… aku sudah lelah menghadapi kebohongannya……aku sudah
lelah memandang tatapan kosongnya……..Aku ingin bebas walau aku
terluka…….itu semuanya lebih baik….bagiku……baginya…..bagi kami berdua….
“Egi-ya……..” Kulihat dia tidak menolehkan kepalanya padaku karena memikirkan hal yang lain.
“Egi-ya……..”Kutekankan
lagi intonasiku dan kuperkeras suaraku, akhirnya dia menolehkan
pandangannya ke arahku. Menatapku lurus, tapi sama sekali tak kurasakan
cinta pada tatapan itu.
“Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?”kutarik nafasku dalam
“Ya?Tanya saja apa yang kau mau.”ucapnya
“Apa kau mencintaiku?”tanyaku tegas
“Hah? Kenapa pertanyaanmu aneh sekali? Kita sudah bertunangan kan ? apa itu penting?”
“Sekarang bagiku penting, kumohon ….tolong jawab aku dan pandang aku.”pintaku
“Tentu saja aku……mencintaimu, apa ini cukup?” ujarnya
“Ya……itu
cukup.”Segera kuhentikan kegiatan makanku. Kuletakkan sendok dan
garpuku dan akupun melangkahkan kakiku meninggalkan meja kami berdua
menuju keluar restoran. Junhyung yang kebingungan melihat ulahku segera
mengejarku keluar dari restaurant dan secepatnya menggenggam tanganku
untuk menahan kepergianku.
“Kau ini kenapa? Apa aku salah mengungkapkannya?”
Kuhela nafasku panjang
“Bolehkah
aku jujur egi-ya?Aku sama sekali tidak merasakan cinta pada tatapanmu
kepadaku walau mulutmu berkata kau mencintaiku. Perilakumu…….tatapanmu
padaku…..segala yang kaulakukan pada kencan kita…..semua kurasakan
hampa. Aku seakan tak kau lihat. Hatimu seperti masih ada di tempat
lain. Bisakah kau jujur padaku walau hanya sekali? Apakah kau masih
mencintai Gayoon?” tanyaku
Junhyung nampak terkejut dengan
pernyataanku. Dia menundukkan kepalanya kemudian
menatapku…..ya….sepertinya baru kali ini dia betul-betul menatap lurus
ke kedua mataku.
“Apakah semuanya akan berubah jika kukatakan aku
masih mencintai Gayoon? Kurasa tidak, dia sudah menjadi milik pria lain
dan aku sudah bertunangan denganmu.”
Walaupun aku tahu hal itu
akan keluar dari mulutnya, tapi tetap saja rasa sakit di hati sama
sekali tak bisa kuhindari. Kutampik tangannya yang erat menggenggamku
“Pertunangan kita bisa dibatalkan, tenang saja, sepertinya kita harus mendinginkan kepala kita masing-masing.”
Kutinggalkan
Junhyung yang termangu menatapku. Kupanggil taksi untuk mengantarku
pulang ke rumahku. Sekarang semuanya sudah jelas, baik hatinya, hatiku
dan hubungan kami. Sepertinya tidak ada lagi yang bisa kupertahankan
dari hubungan ini. Kusandarkan Kepalaku pada kaca jendela mobil. Kulihat
kerlap-kerlip cahaya kota yang bersinar begitu indah. Tanpa sadar,
airmataku kubiarkan mengalir dingin di pipiku. Aku mencintainya…….aku
bisa memilikinya……tapi tidak dengan hatinya. Berpisah kurasa adalah
jalan yang terbaik.
JUNHYUNG POV
Aku
melangkah gontai menuju kamarku. Kurebahkan badanku di tempat tidurku.
Pikiranku hanya terfokus pada kata-kata Hara padaku. Yah…..semuanya
salahku dan kesalahanku itu belum bisa kuperbaiki sampai sekarang. Aku
masih mencintai yoja lain dan itu bukanlah tunanganku sendiri. Siapa
pula yoja yang mau mencintai namja yang masih mencintai yoja lain?
Bagiku,
Hara adalah sosok yoja sempurna, dia baik, cantik, cerdas, tidak pernah
meminta yang macam-macam padaku, tidak pernah melakukan hal yang tak
kusuka. Tapi ………….entah kenapa aku tak bisa merasakan perasaan yang
pernah kurasakan ketika bersama Gayoon. Rasa berdebar itu…..rasa ingin
melindungi itu…..semua tak ada ketika aku bersama Hara, yang ada tak
lebih dari rasa pertemanan . Mungkin dalam waktu dekat aku harus bersiap
menerima keputusan Hara, aku yakin dia akan memutuskan pertunangan yang
tengah terjalin. Sepertinya kehidupan cintaku memang tak berjalan mulus
dan aku sudah siap menerimanya. Sekarang yang berharga bagiku hanyalah
pekerjaan. Tak ada yang lain. Dengan bekerja aku bisa melupakan hal yang
tak penting. Kualihkan badanku menyamping, lambat laun matakupun
terpejam dan akupun memulai perjalanan alam bawah sadarku.
WRITER POV
Siang
itu……terlihat seorang yoja duduk di loby kantor H.N. perusahaan milik
keluarga Heo. Yoja itu tak lain adalah Go Hara. Dia ingin memastikan
apakah semua yang akan dilakukannya benar adanya. Dia ingin memastikan
perasaan orang-orang yang terlibat dalam hubungannya dengan Junhyung.
Dia tak ingin memutuskan sesuatu tanpa pikir panjang sehingga menyesal
nantinya.
“Siapa yang ingin menemuiku?” Hara mendengar suara yoja
yang bertanya pada resepsionis itu. Yoja yang memakai setelan jas merah
maroon dengan perhiasan simple namun elegan serta tatanan rambut yang
berkelas membuat Hara menahan nafasnya. Tatapan yang cerdas serta wibawa
yoja itu membuatnya sadar bahwa orang yang mengisi relung hati namja
yang dicintainya memang bukanlah yoja sembarangan.
“Hara-ssi?”
Yoja itu menyapa Hara. Hara membalasnya dengan senyuman seadanya.
Hal-hal yang memenuhi pikirannya masih tidak dapat dia singkirkan.
“Aku ingin bicara, bisa?”ucap Hara.
HARA POV
Kuaduk
kopi mochacino yang kupesan. Sesekali kucuri pandananku ke arah Gayoon
yang menatapku bingung, Sungguh aku tak tahu harus memulai dari mana.
Semua yang telah kucatat di otakku kini beubah menjadi kertas putih. Aku
tak tahu apa yang harus kukatakan dihadapan Gayoon sekarang.
“Mianheyo,
perbuatanku waktu itu sangat tidak sopan. Aku tak pernah sekalipun
menemuimu sejak waktu itu. Aku benar-benar minta maaf.”ucapnya
“Gwenchanayo…..aku
tidak ingin mengungkit masalah itu….ada hal lain yang ingin kubicarakan
denganmu………..ehm……”aku menundukkan lagi kepalaku untuk berpikir
“Ehm…kalau boleh aku menebak…….apa kau ada masalah dengan Junhyung?”tanyanya
Aku
mendongakkan kepalaku akibat keterkejutanku. Bagaimana yoja ini bisa
menebak masalahku? Apa semuanya begitu terlihat jelas di wajahku? Akupun
menganggukkan kepalaku kecil.
“Apa yang dilakukannya terhadapmu?”tanyanya
“Ehm……mianheyo Gayoon-ssi…….Apakah aku boleh bertanya sesuatu padamu?”
“Ne? Silahkan…….kau ingin tanya apa?”
“Apakah kau sekarang sedikitpun tak ada perasaan kepada Junhyung?” ucapku
Sejenak Gayoon tampak shock, namun kemudian dia terlihat tersenyum menatapku
“Sekarang?
Tidak ada sedikitpun di hatiku bahkan keinginan untuk kembali
mencintainya saja tak ada Hara-ssi, tenang saja. Kau tak usah membuang
tenagamu dengan cemburu padaku. Bagaimanapun namja yang sekarang
betul-betul kucintai hanya Doojoon, tidak yang lain.” Ucapnya tegas.
“Ehm…….tapi…..Junhyung masih mencintaimu…”ucapku bergetar
Gayoon sedikit terkejut dengan ucapanku
“Bagaimana kau yakin dia masih mencintaiku?”
“Aku sudah menanyakan sendiri padanya.”
Gayoon sedikit berpikir dan kembali menatapku
“Kau sendiri? Apa kau mencintainya?”
Mendengar pertanyaan Gayoon, aku langsung menjawabnya tanpa melewatkan waktu barang sedetikpun
“Aku
sangat mencintainya Gayoon-ssi, tapi aku begitu lelah. Terlalu munafik
jika kukatakan berada disisinya sudah cukup bagiku. Hatinya tak pernah
sedikitpun menoleh padaku. Kurasa lebih baik aku melepaskannya. Kuharap
dia bisa menemukan yang lebih baik dariku.”
“Kau yakin bicara
seperti itu? Kenapa kau sama sekali tidak punya keyakinan diri? Apa kau
yakin akan ada yoja yang lebih baik untuknya selain kamu? Apa cintamu
padanya sedangkal itu?”
“Aku mencintainya terlalu dalam sampai akhirnya aku sangat paham bahwa aku takkan bisa memiliki hatinya……”
“Kurasa
kau butuh usaha yang lebih keras lagi? Aku yakin Tuhan akan menjawab
semua usahamu. Pikirkanlah dulu sebelum memutuskan suatu hal. Aku tak
ingin mendengar putusnya pertunangan kalian. Walau….ehm….terus terang
perpisahanku dulu dengan Junhyung cukup menyakitkan, tapi kurasa dia
juga berhak bahagia. Bertemu dengan yoja luar biasa sepertimu sudah
merupakan keberuntungan luar biasa untuknya. Sejujurnya kupikir kau
terlalu bagus untuknya.” Ucapnya tersenyum.
“Kalau boleh tahu……..bagaimana kau dulu bisa menyukai Junhyung?”
“Ah….entahlah…..kau
menanyakan padaku cerita lama yang tak ingin kusentuh. Bagiku dulu dia
adalah pria hangat yang bisa kuandalkan, tapi semenjak sakitku dia
berubah menjadi dingin. Cintanya padaku dilupakannya hanya demi gengsi
dan akhirnya kamipun berpisah.”
“Lalu…..bagaimana kau bisa menemukan cintamu kembali…….bagaimana kau bia bertemu Doojoon?”
Sontak
wajah Gayoon memerah dan salah tingkah. Aigo….aku melihatnya imut
sekali, kemana perginya yoja karismatik tadi? Beginikah jika orang jatuh
cinta?
“Ehm……hubungan kami berdua sebenarnya cukup rumit. Pada
dasarnya aku menyukai pria pekerja keras dan berhati lembut. Semua itu
kutemukan pada diri Doojoon, ah…..sudahlah jangan kau tanya aku lagi,
aku malu.” Diapun memegang-megang wajahnya seakan berupaya mendinginkan
wajahnya yang masih panas.
“Kau merindukannya? Dia sekarang di Jepang kan?”
“Ya……sangat…”
Senyuman
Gayoon yang kulihat saat itu sangat cantik bagiku. Aku juga ingin
seperti dia, meraih kebahagiaanku, meraih cintaku…..tapi…apa aku bisa?
Apa aku kuat?
“Gayoon-ssi……apakah aku bisa? Apakah aku kuat menghadapi Junhyung yang tak pernah menoleh padaku?”
“Kurasa yang kurang bagimu hanyalah kesempatan. Tunggulah kesempatan itu dan jangan kau lepaskan.”
JUNHYUNG POV
Sejak
perpisahanku dengan Hara di restaurant itu, aku tak pernah sekalipun
bertemu dengannya lagi. Bahkan dia tidak pernah sekalipun SMS padaku
walau hanya sekedar menanyakan kabar seperti yang selama ini dia
lakukan. Ah…biarlah……hubungan kami pada dasarnya memang hambar, bukan
karena saling cinta. Aku tak menyukainya, aku hanya menganggapnya
sebagai alat bisnis yang menguntungkan perusahaan appaku, itu saja. Aku
sadar hubungan ini sama sekali tak baik.
Mungkin memang aku tak
berjodoh dengan yang namanya cinta. Ketika aku dianugerahi cinta yang
luar biasa kutampik begitu saja hanya demi gengsi. Mungkin inilah
balasan bagiku. Kutenggelamkan diriku dalam tumpukan pekerjaan di
kantor. Beberapa minggu ini aku selalu melakukan lembur di kantor.
Proyek-proyek besar sebisa mungkin kudapatkan dan aku berjuang keras
karenanya.
Trrrrinnnnnnng
Adeul-a kau tak pulang? – Omma
Tidak omma masih banyak pekerjaan penting – Junhyung
Kurenggangkan
badanku sejenak, tak terasa ruangan kantor sudah tak ada orang dan
lampupun semuanya sudah mati kecuali lampu kantorku. Ah…..kenapa pula
kepalaku pening sekali……..sepertinya aku terlalu capek. Kusandarkan
kepalaku pada kursiku. Kupejamkan mataku sejenak.
Selang beberapa
lama aku mendengar bunyi pintu kantorku membuka, tapi mataku sudah tak
bisa membuka lagi. Ah….sudahlah……paling hanya satpam, maling…..?
Sepertinya juga tak mungkin. Kurasakan langkah kaki itu semakin mendekat
padaku. Seakan ragu….kemudian berhenti tepat di depanku. Terdengar
bunyi sibuk mengambil sesuatu, kemudian kurasakan sesuatu yang hangat
menyelimutiku, hangat sekali. Tak lama sentuhan tangan lembut membelai
wajahku dan dahiku disentuhnya kemudian dikecupnya dahiku perlahan.
Harum parfum wanitanya tercium olehku…….parfum wanita yang kukenal baik.
Kurasakan wajahnya yang belum jauh dari wajahku berbisik di telingaku
“Saranghae Junhyung-a…..nae egi…….”
Suara
langkah kaki itu perlahan menjauh dariku, kurasakan nyaman akibat
hangat benda yang di selimutkan padaku. Benda itu mengantarkanku pada
sebuah mimpi yang begitu indah. Aku berdiri di pelaminan, bersama dengan
seorang Yoja. Aku tersenyum begitu bahagia memandang yoja dalam mimpiku
itu. Dan yoja itu adalah………Hara?
******
Egi ya……aku ingin bicara berdua, bisa? Aku takkan mengganggu pekerjaan kantormu, kapanpun kau bisa aku siap – Hara
SMS
dari Hara membuatku menarik nafas. Ada sedikit kerinduan pada diriku
terhadapnya. Sedikit banyak mimpiku hari itu membuatku memikirkan
tunanganku. Apakah aku pantas bersanding dengannya? Yoja yang begitu
baik dan tanpa cela. Aku menjadi tak yakin jika yoja itu mencintaiku.
Aku yang sekarang sama sekali tidak punya kepercayaan diri untuk
dicintai orang lain. Aku sudah pasrah. Apapun keputusannya akan kuterima
dengan lapang dada.
Nanti jam makan siang aku bisa bertemu, bagaimana? – Junhyung
Ne…kutunggu di taman dekat kantormu, akan kubawakan makan siang ^_^ – Hara
Segera kututup kembali iphoneku dan berkonsentrasi pada pekerjaanku.
Taman Y.Entpr
“Egi-ya….yogi!”
Kulihat
Hara melambai padaku. Tikar piknik yang tertata rapi beserta makanan
sudah tersaji apik di atasnya. Kulepas sepatuku dan duduk di atasnya.
“Makanlah
kau pasti lapar.” Tawarnya. Kulihat wajah Hara yang jauh lebih
berseri-seri dari sebelumnya. Apa yang bisa membuat moodnya menjadi
demikian baik?
“Mianhe…..ehm….egi-ya? apa yang ingin kau bicarakan?”
Hara hanya menatapku tersenyum dan menarik sedikit pundaknya kemudian menarik nafasnya.
“Mianhe
egi-ya…….aku memang tak bisa melepaskanmu. Pada dasarnya aku
mencintaimu dan itulah kenyataannya. Aku mencintaimu terlalu dalam,
kemarin aku memang terlalu tamak untuk memintamu juga mencintaiku tanpa
sedikitpun usaha dariku. Tapi kini aku akan berusaha membuatmu menoleh
padaku, aku akan berusaha menjadi yoja yang benar-benar kaucintai. Aku
akan membuatmu menyesal jika tak memilihku menjadi pendampingmu. Bisa
beri aku waktu untuk memperoleh hatimu? Jika memang kaurasa aku bukanlah
yoja yang tepat aku akan benar-benar melepaskanmu.” Ucapnya
DEG…..entah
kenapa dadaku sedikit bergemuruh melihat Hara yang begitu mempesona
hari ini. Entahlah, ada yang sedikit berbeda pada dirinya. Kulihat rasa
percaya diri dan cinta pada pandangannya terhadapku.
“Ehm….apa dua hari yang lalu kau ke kantorku saat malam hari?”
Seketika saja kulihat wajah Hara merona merah…..DEG…..ah..apa lagi ini?
“Kau
saat itu masih bangun?Ah…..aku hanya tak tega kau tertidur seperti itu.
Sebenarnya aku hanya ingin mengantarkan selimut malam itu.”
Apa
aku bisa merasakan lagi cinta dari yoja ini? Entah kenapa pernyataannya
padaku hari ini sungguh membuat hatiku hangat dan terlepas dari belenggu
kepenatanku selama ini. Kugamit tangannya perlahan yang membuatnya
sedikit terkejut.
“Kalau begitu….apa kau betul-betul ingin memulainya dari awal? Bersamaku?”
Yoja itupun mengangguk
“Ne……bersiaplah untuk jatuh cinta padaku.”
Akupun tersenyum padanya dan kucium pipi kirinya
“Gomawo.”
Hara hanya bisa memegang pipinya yang kucium dengan wajah yang merona merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar